Tuesday, December 25, 2007
Stigma dalam berita
Inilah contoh berita yang melanggengkan persepsi negatif terhadap penderita gangguan jiwa. Dua alinea utama dalam berita ini menyampaikan pesan kuat bahwa penderita gangguan jiwa adalah berbahaya, mengganggu dan mengancam masyarakat umum. Pesan ini jelas keliru!
Banyak data ilmiah yang telah membantah kesan keliru ini. Namun sayangnya wartawan dan media kurang berusaha mencari tahu tentang kebenaran persepsi ini dan cenderung mempertahan kesan ini. mungkin karena pesan inilah yang laku jual.
Berita ini sangat tidak memanusiakan penderita gangguan jiwa. Terkesan mereka adalah bukan bagian dari masyarakat yang sedang menderita, yang perlu pertolongan, melainkan sempalan yang perlu disingkirkan.
Di Indonesia ini jarang ditemui tulisan atau berita tentang penderita gangguan jiwa yang mendorong sikap empati masyarakat. Sangat berbeda dengan berita tentang mereka yang menderita sakit fisik. Contoh, berita tentang penderita penyakit kulit yang dijuluki "manusia pohon". Dengan cara tertentu media berhasil membangkitkan empati masyarakat dan mendorong perhatian dan penanganan yang segera dari pemerintah. Kunci dari berita yang baik adalah menampilkan penderita bukan hanya sebagai objek yang dipandang dari jarak jauh. Tulisan sebaiknya menyajikan penderita sebagai subjek dengan menyuguhkan penderitaan yang dialami selama menderita penyakit, baik yang dialami penderita maupun keluarga dekatnya. Juga usaha-usaha yang telah dilakukan maupun yang seharusnya dilakukan untuk menyembuhkan mereka. Dan lebih penting lagi adalah mendorong terciptanya sistim yang baik yang mampu menekan jumlah penderita yang tidak diobati. dengan pengobatn yang baik, sebagian penderita kan sembuh dan mampu berada di tengah masyarakat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment